Hallo guys, gimana kabar kalian..?
Oke, disini aku mau berbagi sedikit cerita. Sering kali kita dalam belajar sebuah kitab / ilmu, belum tau asal usul dan tujuan dikarangnya kitab tersebut. Iya nggak? Biasanya kalau kita pempelajari suatu hal tanpa kita tau tujuan dan manfaatnya, kita akan sulit untuk memahaminya.
Salah satunya Kitab Aqidatul ‘Awam. Pernah nggak kalian berfikir , “ apa sih isi kitab ini?”. Terus “apa tujuan kitab ini dikarang?”
Maka dari itu disini ada sedikit sejarah tentang pengarang dan gimana ia bias mengarang sebuah kitab yang menurutku sangat bermanfaat, bahkan penting bagi seorang muslim untuk mengetahui kandungan yang ada didalamnya.
SEJARAH
Syekh Ahmad Al-Marzuqi Al-Maliki pengarang kitab Aqidatul Awam. Beliau dilahirkan di Sibbat Mesir tahun 1205 H dan menempuh pendidikan di Al-Azhar Kairo. Lalu beliau bersama kakaknya pergi ke Makkah dan tinggal di dekat Masjidil Haram. Beliau mengarang kitab ini dengan menggunakan nadhaman yang dibimbing langsung oleh Nabi Muhammad SAW melalui mimpi beliau dan disaksikan oleh para sahabat-sahabatnya.
Beginilah awal mula sejarah penulisan kitab Aqidatul Awam. Kitab ini merupakan pegangan dasar setiap umat islam karena mengandung ilmu-ilmu ketauhidan yang wajib diketahui oleh umat islam. Oleh sebab itu, kebanyakan pondok pesantren menggunakannya dalam pembelajaran ilmu tauhid. Pastinya para santri tak asing lagi akan kitab ini, tapi tahukah kalian sejarah dari kitab ini? Mari sama-sama kita simak sejarah penulisan kitab Aqidatul Awam ini yang diambil dari kitab Nurudh Dholam.
Di dalam kitab Nurudh Dholam diterangkan bahwa, “Sesungguhnya Imam Al-Marzuqi, pengarang kitab Aqidatul Awam ini bertemu Nabi Muhammad SAW bersama dengan para sahabatnya saat tertidur di akhir malam Jumat pada awal bulan Rajab hari ketujuh tahun 1258 H”. Lalu nabi Muhammad SAW bersabda, “Bacalah nadham tentang tauhid, yang barang siapa menghafalnya maka akan masuk surga.
Kemudian Syekh Al-Marzuqi bertanya, “Nadham apa wahai Rasulullah?”
Kemudian para sahabat berkata pada Syekh Al-Marzuqi, “Dengarkanlah apa yang dikatakan Rasulullah.”
Maka Rasulullah bersabda,
“قل: ابدأ بسم الله والرحمن”
Maka beliau bersabda,
“ابدأ بسم الله و الرحمن الخ…”
hingga akhir bait.
Kemudian Rasulullah mendengarkannya. Setelah beliau bangun, beliau hafal dengan lancar apa yang telah disampaikan Rasulullah dan langsung menulisnya. Ini membuktikan bahwa apa yang telah beliau hafalkan itu masuk kedalam hatinya bukan hanya di kepala.
Lalu beliau mimpi lagi untuk kedua kalinya pada waktu malam jumat, hari ke-28 bulan Dzulqa’dah. Dan Rasulullah bersabda,
“Bacalah apa yang sudah kamu hafalkan dalam hatimu.”
Maka beliau membacanya dari awal hingga akhir. Dan ketika Syekh Al-Marzuqi membacanya, disetiap akhir bait yang diucapkan, Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya mengucapkan “Aamiin”.
Setelah mengkhatamkannya Syekh Ahmad Al-Marzuqi didoakan oleh Rasulullah
وفقا الله تعالى لما يرضيه وقبل منك ذلك وبارك عليك وعلى المؤمنين ونفع بها العباد آمين
Itu merupakan doa yang diucapkan Rasulullah langsung kepada Syekh al-Marzuqi.
Kemudian beliau diminta untuk membacakan nadhaman ini dihadapan orang-orang. Beliau memenuhi permintaan mereka bahkan menambahkan -sebagai bentuk syukur dan kecintaan kepada Rasulullah- nadhaman ini:
وكل ما أتى به الرسول # فحقه التسليم والقبول
Begitulah sejarah singkat penulisan nadham Aqidatul Awam. Pada awalnya, nadham Aqidatul Awam berjumlah 26 bait. Karena kecintaannya kepada baginda Nabi SAW, ia pun menambahkan 31 bait lagi, sehingga jumlah keseluruhannya menjadi 57 bait.
Nah, sekarang kita sudah tau gimana sejarah dikarangnya kitab Aqidatul 'Awam. Harapanku semoga kita tambah semangat dalam belajar dan diberi ilmu yang bermanfaat. aamiin.
0 Komentar